“RAHASIA DAN KEUTAMAAN SHOLAT – SHOLAT SUNNAH”
Oleh:
Nama : Defani
Shelfanadyah
Kelas / No absen : XI
IPS 1 / 04
SMA WACHID HASYIM 2 TAMAN
Jl. Raya Ngelom 86 Sepanjang
6125 Tlp.031-7881734/fax.(031) 7884364
TAHUN PELAJARAN 2012 - 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan
atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih
diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan
kepada guru pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis
angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga Dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Shalat
sunnah juga disebut juga shalat tatawu’.
Shalat sunnah dilakukan untuk menambah atau menutupi kekurangan – kekurangan
ibadah wajib. Rasulullah SAW bersabda yang artinya “dari Anas bin Hakim, Rasulullah saw bersabda : yang pertama kali
dihisab pada diri manusia pada hari kiamat adalah amal – amal mereka ialah shalat.”
beliau juga bersabda ‘’`rabb kita
berfirman kepada malaikatnya, sedang dia lebih mengetahui, periksalah shalat
hambaku, apakah dia menyempurnakannya atau menguranginya? Jika shalat itu
sempurna, maka aku menetapkan yang sempurna baginya, meskipun mereka mengurangi
sebagian darinya’’ allah berfirman,
“periksalah apakah hamba-Kumempunyai sebagian tatawu’? jika dia memiliki
tatawu’, sempurnakan bagi hamba-Ku shalat fardunya dengan tatawu’. Kemudian
amal – amal dihukumi berdasarkan yang dihukumi itu.” (HR. ahmad dan ashabus
sunan)
1.2
Tujuan
Untuk
memenuhi tugas mata pelajaran FIQIH dan menmberi imformasi kepada
pembaca mengenai rahasia dan keutamaan
shalat sunnah.
1.3
Rumusan Masalah
a) Penjelasan
tentang sholat sunnah rawatib
b) Penjelasan
tentang sholat sunnah wudhu
c) Penjelasan
tentang sholat dhuha
d) Penjelasan
tentang sholat tahiyyatul masjid
e) Penjelasan
tentang sholat tahajjud
f) Penjelasan
tentang sholat istikharah
g) Penjelasan
tentang sholat sunnah muthlaq
h) Penjelasan
tentang sholat awwabin
i)
Penjelasan tentang sholat tasbih
j)
Penjelasan tentang sholat taubah
k) Penjelasan
tentang sholat hajat
l)
Penjelasan tentang sholat tarawih
m) Penjelasan
tentang sholat witir
n) Penjelasan
tentang sholat id
o) Penjelasan
tentang sholat dua gerhana
p) Penjelasan
tentang sholat istisqo’i
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sholat sunnah
Rawatib
Sholat sunnah rawatib adalah sholat
sunnah yang mengiringi sholat fardu,
jika dilakukan sebelum shalat faru dinamakan qobliyah dan jika dilaksanakan setelah shalat fardi dinamakan ba’diyah
I.
Macam – Macam shalat sunnah Rawatib
Shalat
sunnah rawatib dibagi menjadi 2 yaitu muakad dan ghoiru muakkad, untuk lebih
jelasnya lihat table 1.1
RAWATIB
MUAKKAD
|
RAWATIB GHOIRU
MUAKKAD
|
2 rakaat sebelum subuh
|
2 rakaat (yg lain) sebelum duhur
|
2 rakaat sbelum duhur
|
2 rakaat (yg lain) sesudah duhur
|
2 rakaat sesudah duhur
|
4 rakaat sebelum asar
|
2 rakaat sesudah maghrib
|
2 rakaat sebelum maghrib
|
2 rakaat sesudah isya
|
2 rakaat sebelum isya
|
II.
Shalat
sunnah rawatib, merupakan shalat yang selalu dikerjaka
oleh nabi Muhammad secara istoqomah
III.
Shalat
sunnah ghoiru muakkad, merupakan sholat sunnah yang
dikerjakan oleh nabi Muhammad namun tidak dilaksanakan secara istiqomah
IV.
Keutamaan melaksanakan
sholat sunnah rowatib di rumah :
·
Untuk menghindari riya’
(sikap pamer), ujub (membanggakan diri sendiri), dan untuk tidak memperlihatkan
amal baik kepada khalayak ramai.
·
Lebih mudah untuk
khusyuk dan ikhlas lantaran suasananya yang sepi (tidak banyak orang).
·
menghidupkan rumah
dengan dzikir kepada Allah dan sholat seperti sabda Rosulullah
2.2 sholat sunnah
wudhu
I.
sholat sunnah wudhu
adalah sholat yang dikerjakan setelah berwudhu
II.
Sekarang
perhatikan Hadist-Hadist yang menerangkan fadhilah atau keutamaan-keutamaan
Shalat Sunnat Wudhu :
·
Hadist
dari Abu Hurairah ra yang mengatakan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW
pernah bertanya kepada Bilal sesudah Shalat Subuh : “ Hai Bilal, ceritakanlah
kepadaku amal yang engkau kerjakan dalam Islam yang penuh dengan pengharapan
(yang engkau harapkan cepat terkabulnya). Karena aku mendengar suara sandalmu (
trompah ) diantara hadapanku didalam Sorga ( ketika aku bermimpi ).” Bilal
menjawab : “ Tidak ada satupun amalan
yang sangat penuh pengharapan, kecuali setiap selesai berwudhu ( bersuci ) baik
dimalam atau disiang hari, aku melakukan Shalat Sunnat Wudhu, sesuatu yang
memang telah ditentukan untukku supaya aku mengerjakan Shalat itu.” ( HR.
Ahmad, Bukhari dan Muslim )
·
Sesungguhnya
Rosulullah SAW sendiri sehubungan dengan keutamaan (fadhilah) dari Shalat
Sunnat Wudhu beliau telah bersabda :
“Barang siapa yang berwudhu, lalu menyempurnakan wudhunya dengan bershalat dua raka’at dengan sepenuh hati dan wajahnya, maka diwajibkan baginya masuk Sorga.”
“Barang siapa yang berwudhu, lalu menyempurnakan wudhunya dengan bershalat dua raka’at dengan sepenuh hati dan wajahnya, maka diwajibkan baginya masuk Sorga.”
2.3 Sholat sunnah Dlucha
I.
Salat sunnah dlucha
adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu matahari sedang naik
II.
Dilakukan dengan dua
rakaat sekali salam
III.
Jumlah rakaatnya paling
sedikit 2 rakaat paling banyak 12 rakaat
IV.
Bacaan suratnya:
a)
Asy-Syamsu dan AL-Lailu
b)
Adl-Dlucha dan
Asy-Syarch
c)
Al-Kafirun dan Al-
Ikhlas
d)
At-Tiin dan Al- Ashr
e)
At-Takatsur dan Al-Ma’un
f)
Al-Quraisy dan An-Nashr
V.
Hikmah : 1. Diampuni kesalahan dan dosanya
2. Dilapangkan Usaha dan
rezekinya
2.4
Sholat Sunnah Tahiyyatul Masjid
I.
Sholat tahiyatul masjid
adalah sholat sunnah yang dikerjakan
oleh jamaah yang memasuki masjid sebelum duduk.
II.
Melaksanakan tahiyatul masjid merupakan
bentuk pemuliaan terhadap masjid sebagai baitullah (rumah Allah). Kedudukannya
seperti mengucapkan salam saat memasuki rumah atau seperti mengucapkan salam
saat bertemu saudara seiman.
III.
Jumlah rakaat nya adalah 2 rakaat
IV.
HiKmah :Imam
Nawawi rahimahullaah berkata, “Sebagian mereka (ulama)
mengungkapkannya dengan Tahiyyah Rabbil
Masjid (menghormati Rabb
Tuhan
yang disembah dalam- masjid), karena
maksud dari shalat tersebut sebagai kegiatan taqarrub (mendekatkan
diri) kepada Allah, bukan kepada masjidnya, karena orang yang memasuki rumah
raja, ia akan menghormat kepada raja bukan kepada rumahnya.” (Lihat:
Hasyiyah Ibnu Qasim: 2/252)
V.
Mengerjakan shalattahiyyatul masjid
berartimenghormati masjid sebagai rumah Raja
2.5
Sholat Sunnah Tahajjut
I.
shalat sunnah tahajjuds
adalah shalat sunnah yang dikerjakan
pada waktu malam, sejak selesai sholat isyak hingga sebelum shalat subuh.
Utamanya setelah tidur 1/3 malam terakhir
II.
Jumlah rakaatnya minimal
2 rakaat dan maksimalnya tidak terbatas
III.
Bacaan suratnya : bebas
sesuai kemampuan, namun ada baiknya membiasakan diri untuk membaca surat
seperti yang tertera di dsalam shalat dhuha.
IV.
Hikmah : 1) Diampuni kesalahan dan dosanya
2) Dimantapkan Iman dan taqwanya
3) Diteguhkan dan ditentramkan
hati dan jiwanya.
4) Di tempatkan di tempat yang
terpuji.
V.
Adapun sebaiknya setelah
shalat tahajjut maka perbanyaklah istighfar dan membaca do’a sapu jagat.
Setelah itu jika akan tidur disarankan untukmembaca ayat kursi, kemudian surah
al-ikhlas, al-falag dan an-nas
2.6 Shalat Istikharah
I.
Shalat Istikharah ialah
shalat sunnah untuk memohon kepada allah ketentuan pilihan yang lebih baik
diantara dua hal yang belum dapat ditentukan baik atau buruknya.
II.
Terdiri dari dua rakaat
III.
Shalat istikharah dan
dhalat hajjat waktunya lebih utama dikerjakan seperti melakukan shalat tahajjut
yakni dimalam hari
IV.
Setelah shalat, membaca
do’a istikharah:
“allahhumma innii astakhiiruka bi’ilmika
waastaqdiruka biqudratika wa as’aluka min fadhlika ‘aziim fa innaka taqdiru
walaa aqdiru wa ta’lamu wa laa a’lamu wa anta ‘allamul-ghuyuub allahumma in
kunta ta’lamu ana haadzal amra khairu lii fii diinii wa ma’aasyi wa’aaqibatu
amrii faqdirhu lii wa yassirhu lii tsumma baarik lii fiihii wa in kunta
ta’lamuanna haadzaa syarrul lii fii diinii wa ma’aasyi wa’aaaqibati amrii
fashrifu ‘annnii fashrifnii ‘anhu waqdir liyakhaira haitsu kaana tsumma”
V.
Himah: 1) dapat diberi petunjuk untuk memecahkan
persoalan
2) Sarana untuk mendekatkan diri
kepada Allah
3) Meningkatkan iman
2.7
Shalat sunnah muthlaq
I.
Shalat sunnah muthlaq
adalah shalat sunnah yang boleh dikerjakan pada waktu kapan saja, shalat
muthlaq yakni shalat sunnah yang tak bersebab
II.
Waktu yang dilarang
melaksanakan Shalat muthlaq
1. Waktu matahari sedang terbit, hingga naik setombak/lembing
2. Ketika matahari sedang tepat dipuncak ketinggian
hingga tergarincirnya. Kecuali pada hari jum’at ketika orang masuk masjid untuk
mengerjakan shalat tahiyyatul masjid
3. Sesudah shalat ashar hingga terbenamnya matahari
4. Sesudah shalat subuh hingga terbitnya matahari
agak tinggi
5. Ketika mata hari akan tenggelam hingga
tenggelamnya
III.
Shalat sunnah ini tidah
terbatas jumlah rakaatnya, berapa saja yang kita sanggup kita boleh lakukan,
dan dilaksanakan tiap – tiap 2 rakaat satu salam
VI.
Hikmah : 1) Sarana untuk mendekatkan diri kepada
Allah
2) Meningkatkan iman
3) ditiggikan derajatnya
2.8
Shalat sunnah awwabin
I.
Shalat sunnah awwabin
yaitu shalat sunnah sunnah ba’dal maghrib
II.
Jumlah rakaatnya minimal
2 rakaat dan maksimal 6 rakaat
III.
Adapun bacaan suratnya: a) al-falaq dan an-nas
b) sesuka hati
c)
al-kafirun dan al-ikhlas
IV.
Hikmah :a) sarana mendekatkan diri kepada allah
b) Meningkatkan iman
c) Ditinggikan derajatnya
2.9
Shalat sunnahTasbih
I.
Shalat sunnah tasbih
adalah shalat sunnah yang sebagaimana dianjurkan oleh rasulullah saw kepada
mamaknya sayyidina abbas bin abdul munthallib
II.
Shalat tasbih ini
dianjurkan diamalkan, kalau tidak bisa tiap malam, dapat dilakukan tiap minggu
sekali, jika tidak bisa dapat dilakukan satu bulan sekali, jika tetap tidak
bisa dilakukan setahun sekali, setidak – tidakya seumur hidup sekali.
III.
Jika dikerjakan siang
hari dilaksanakan 4 rakaat sekali salam
IV.
Jika dikerjakan di malam
hari 4 rakaat 2 kali salam
V.
Adapun surat yang dibaca:1)
at-takatsur
2) al-‘ashr
3) al-kaafirun
4) al-ikhlash
VI.
Bacaan tasbich :“subchanallahi,
walchamdulillahi, wa la-ilaahaillaallahi, waallahu akbaru, wa laa chaula walaa
quwwata illa billahi”
VII.
Membaca tasbih dilakukan
setelah selesai:
1. Membaca surat :15
kali
2. Rukuk :10
kali
3. I’tidal :10
kali
4. Sujud pertama :10
kali
5. Duduk diantara dua sujud :10 kali
6. Sujud kedua :10
kali +
Jumlah
tasbich 75x4 :300 kali
VIII.
Hikmah :1) memuji dan mengagungkan Allah SWT
2) memantapkan Iman dan Taqwa
2.10
Shalat sunnah at-taubah
I.
Shalat sunnah at-taubah
adalah shalat sunnah yang dilaksanakan untuk memohon pengampunan atas dosa yang
telah dilakukan
II.
Waktu melaksanakan
shalat at-taubah adalah ketika seseorang telah menyadadari dosa yang telah
diperbuat dan ia telah menyesalinya dalam hati, maka ia diwajibkan bersegera
shalat at-taubah.
III.
Jumlah rakaatnya minimal
2 rakaat dan maksimal 6 rakaat
IV.
Setelah shalat sunnah
at-taubah dianjurkan membaca istighfar sebanyak – banyaknya.
V.
Hikmah: dapat di
hapuskan seluruh dosa – dosanya
2.11
Shalat sunnah hajat
I.
Shalat sunnah hajat
adalah shalat yang ilakukan dengan tujuan karena mempunyai hajat agar
diperkenankan hajatnya oleh Allah swt.
II.
Jumlah rakaatnya minimal
2 rakaat dan maksimal 12 rakaat
III.
Waktu shalat hajat
adalah bebas dilakukan kapan saja tapi dianjurkan ketika malam hari bersamaan
dengan shalat tahajut
IV.
Adapun bacaan surat
dalam shalat : a) al-kafiruun 10x
b) al-ikhlash 10x
V.
selesai salam , langsung
sujud syukur sambil membaca:
a) tasbih, tahmid, tahlil, takbir dan hauqalah (10x)
b) sholawat (10x)
c) do’a sapu jagat (10x)
d) menyebutkan hajat yang ingin dikabulkan
VI.
Hikmah : Mempercepat Terkabulnya hajat atau
permohonan
2.12
Shalat Tarawih
I.
Shalat sunnah tarawih
adalah shalat sunnah yang dilakukan pada malam bulan ramadlan
II.
Hukumnya sunnah muakkad
(boleh dikerjakan sendri atau berjamaah)
III.
Jumlah rakaatnya berbeda
beda ada yang 7-8 rakaat ada yang 20 rakaat, namun saya hanya menjelaskan yang
berjumlah 20 rakaat.
IV.
Waktu melaksanakan
shalat sunnah trawih adalah setelah shalat isya hingga waktu fajar
V.
Surat yang dibaca adalah
sesuai yang kita kehendaki namun dsiutamakan surat al-ikhlas
VI.
Hikmah : a)Menambah amalah dibulan ramadlan
b) Mendekatkan diri kepada allah
2.13
Shalat sunnah witir
I.
Shalat sunnaw witir
adalah shalat sunnah yang biasanya dirangkaikan bersama shalat tarawih
II.
Bilangan rakaatnya
ganjil, mulai dari 1 hingga 11, namun saya hanya menjelaskan 3 raaat saja. Dan
biasanya 10 hari terakhir ramadlan, menggunakan do’a qunut
III.
Shalat sunah witir
hukumnya sunnah
IV.
Niat witir 1 rakaat: “ushalli sunatal witri rak’atan lillahita’alaa”
V.
Niaat witir 2 rakaat: “ushalli sunnatal witri rakataini lillahita’ala”
VI.
Hikmah : a)Menambah amalah dibulan ramadlan
b) Mendekatkan diri kepada allah
2.14
Shalat ID
I.
Shalat ID disebut juga
shalat hari raya
II.
Shalat id dilakukan pada
tanggan 1 syawal, dimujlai dari terbitnya matahari sampai tergelincirnya
matahari
III.
Terdiri dari 2 rakaat
IV.
Rakaat pertama berisi
takbir 7 kali, yang setelah tiap – tiap setelah takbir membaca: “subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha
illallah wallahu akbar”
V.
Rakaat kedua berisikan 5
takbir, yang setelah tiap – tiap takbir membaca:
“subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha
illallah wallahu akbar”
VI.
Kutbah dilakukan setelah
shalat id 2 kali yaitu pada khutbah ke-1 membaca takbir 9 kali dan pada takbir
ke-2 membaca takbir 7 kali dan pembacaannya harus berturut – turut.
VII.
Hal – hal yang
disunnahkan sebelum shalat id:
a) Mandi, berhias memakai wangi – wangian,
mengenakan pakaian yang sebaik – baiknya (tidak perlu baru).
b) Diwajibkan makan sebelum shalat id
c) Ketika erangkan usahakan menempuh jalan yang
jauh dan ketika pulang menempuh jalan yang lebih singkat
d) Takbiran
VIII.
Hikmah: a) memperoleh pengampunan dari segala
dosa.
b)
menjadikan diri kita bersih dari dosa seperti bayi.
c) mendekatkandiri
kepada allah
2.15 Shalat 2 gerhana
(Kusufain)
I.
Shalat Kusufain atau
gerhana bulan adalah sholat yang
dikarenakan terjadinyaperistiwa langkah yaitu Gerhana bulan atau gerhana
Matahari
II.
Waktu melaksanakan
shalat gerhana matahari yaitu dari timbul gerhana itu sampai matahari kembali
sebagai mana biasanya
III.
Waktu melaksanakan
gerhana bulan yaitu waktunya mulai terjadinya gerhana bulan sampai terbit
kembali, atau sampai bulan Nampak utuh.
IV.
Cara mengerjakan:
a) Ke-1 :Shalat
dua rakaat sebagai mana shalat biasa, boleh dilakukan
secara sendiri atau berjamaah
b) Ke-2 :a)
shalat dua rakaat dengan 4 kali rukuk, dan 4 kali sujud, yakni
pada rakaat pertama sesudah
rukuk dan I’tidal membaca surah al-
fatihah lagi, kemudian rukuk sekali lagi dan I’tidal
lagi, kemudian
sujud dan diteruskan seperti
biasanya.
b)dilakukan seperti rakaat
pertama.
c)bacaan fatihah dan surat
dsalam gerhaa bulan sdinyaringkan
tetapi pada gerhana matahari
tisdak dinyaringkan
V.
Hikmah : kita dapat mendekatkan diri kepada
allah, dan merupakan
perwujutan rasa kagum
kita akan fenomena yang langkah
ciptaan ALLAH.
2.16
Sholat Istisqa’ (memohon hujan)
I.
Sholat sunnah istisqo’ adalah sholat sunnah yang bertujuan untuk
meminta hujan
II.
Cara melaksanakannya ada 3cara:
a)
Berdo’a saja sembarang tempat dan waktu, dsewngan suara yang
nyaring dan lemah.
b)
Menambah sdo’a istisqo pada khutbah jum’at
c)
Dengan shalat 2 rakaat dengan khutbah.
III.
Cara melaksanakan:
a)
3 hari sebeum melakukan shalat istisqo, imam atau ulama
memewrintahkan kaumnya agar berpuasa tiga hari lamanya, dan menganjurkan
mewreka bewramal baik.
b)
Pada hari ke’empat, semua penduduk, ternak pokoknya semuanya,
dibawa keluar ditanah lapang untuk melaksanakan shalat istisqo’.
c)
Saat melaksanakan shalat istisqo usahakan tidak memakai pakaian
yang baik dan memakai wangi – wangian. dan dianjurkan memperbanyak istighfar
d)
Setelah salam, khatib mewmbacakan 2 khutbah dan pada khutbah yang
pertama dimulai dengan mewmbaca istighfar 9. kali pada khutbah yang kedua
dimulai dengan membaca istighfar 7 kali.
IV.
Cara melaksanakan khutbah istisqo’:
a)
Khatib di sunnahkan memakai selendang
b)
Khutbah berisi anjuran supaya beristighfar
c)
Ketika berdoa, hendaknya mengangkat ke-2 tangan lebih tinggi
hingga terbuka antara lengan dan badannya
d)
Pada khutbah yang ke-2, dikala berdoa hendaknya khatib menghadap
kiblat, dan bersama – sama memohon turun hujan
V.
Hikmah: dapat menurunkan hujan disaat terjadi kemarau
paaaannjjjaaaang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Rumusan Masalah
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Penjelasan
tentang sholat sunnah rawatib
2.2 Penjelasan
tentang sholat sunnah wudhu
2.3 Penjelasan
tentang sholat dhuha
2.4 Penjelasan
tentang sholat tahiyyatul masjid
2.5 Penjelasan
tentang sholat tahajjud
2.6 Penjelasan
tentang sholat istikharah
2.7 Penjelasan
tentang sholat sunnah muthlaq
2.8 Penjelasan
tentang sholat awwabin
2.9 Penjelasan
tentang sholat tasbih
2.10 Penjelasan
tentang sholat taubah
2.11 Penjelasan
tentang sholat hajat
2.12 Penjelasan
tentang sholat tarawih
2.13 Penjelasan
tentang sholat witir
2.14 Penjelasan
tentang sholat id
2.15 Penjelasan
tentang sholat dua gerhana
2.16 Penjelasan
tentang sholat istisqo’i
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
3.2
Kritik dan Saran
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Shalat
sunnah dilakukan untuk menambah atau menutupi kekurangan – kekurangan ibadah
wajib.
3.2 Kritik dan Saran
Sekian
informasi yang dapat penulis jelaskan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Dan semoga Dengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman. Amin...